Thursday 7 February 2013

Hidup Damai itu Indah, Hidup Tanpa Perang




"Hating people because of their color is wrong. And it doesn't matter which color does the hating. It's just plain wrong." - Muhammad Ali

Muhammad Ali adalah salah satu tokoh favorit saya. Boxer profesional yang terkenal pernah berkata bahwa membenci seseorang dari warna kulitnya itu salah, tak peduli apapun warnanya, begitu juga dengan agamanya. Tidak pantas kita membenci seseorang dari agamanya. Seperti yang saya baca di republika.co.id baru baru ini, timur tengah sedang dalam keadaan tidak tenang sekarang. Iran yang terus dikecam akan program nuklirnya, Suriah dan pasukan oposisi, Israel dan Palestina, dan yang baru-baru ini Israel menyerang Suriah karena takut Suriah memberikan senjata kepada Lebanon.

Sejak tragedi WTC dulu, nama Islam menjadi sedikit memburuk karena pasukan Al-qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sejak itu, dimata dunia, Islam dicap sebagai negara teroris. Tapi apakah adil, jika memang benar al-qaeda yang menyerang gedung WTC pada saat itu, semua agama Islam dicap sebagai agama teroris? Karena kejadian tersebut, Presiden Bush (Presiden Amerika pada saat itu) menjadi presiden perang, dia berkata akan memerangi terorisme. Presiden Bush pun menyerang iraq pada waktu itu, dan korban sipil pun banyak yang berjatuhan. Apakah adil jika hanya karena Al-qaeda, warga sipil pun jadi ikut menjadi korban?

Begitu juga pada zaman nazi dulu, orang Yahudi di bantai oleh Hitler, banyak korban berjatuhan, dan saya yakin tidak semua orang Yahudi itu jahat, tentu mereka ada yang baik. Saya memang tidak tahu sejarah pasti pembantaian oleh nazi pada PD II dulu, tapi mungkin pada waktu itu Hitler menganggap semua Yahudi itu jahat dan terjadilah pembantaian oleh mereka (Nazi). Walaupun kita pasti kesal jika sekarang kita melihat tentara Zionis sedang merubuhkan masjid-masjid di Palestina, tapi sepertinya "kurang pantas" jika kita membantai mereka semua sampai rata menjadi abu jika hanya karena segelintir pasukan atau pemerintahan. Di republika.co.id saya pernah membaca tentang survey rakyat israel akan kesetujuan Palestina menjadi negara yang merdeka, mayoritas menjawab dengan setuju dan mayoritas pun tidak senang dengan adanya perang yang terus berlanjut antara Israel dan Palestina.

Bagaimana nuklir Iran? Israel sendiri memiliki nuklir, Amerika, Russia dan banyak lagi, tetapi Iran tetap saja dikecam dan diberi "hukuman" karena mereka meneruskan program nuklirnya. Padahal Iran sudah bilang, nuklir mereka untuk damai, untuk energi negara mereka, dan mereka memperbolehkan PBB mengecek aktifitas nuklir mereka sendiri, bahkan memperbolehkan setiap perwakilan negara untuk melihat-lihat fasilitas nuklir mereka. Tetapi tetap saja dikecam dan hukuman untuk Iran ditambah terus menerus. Sekali lagi, jangan karena Iran negara Islam, mereka tidak diperbolehkan mempunyai nuklir dengan alasan mengancam dan berpotensi untuk menyerang negara lain dengan nuklirnya. Jika Iran tidak boleh mempunyai nuklir, mengapa negara lain boleh?

Yah, tidak usah jauh-jauh, di negara kita sendiri juga sudah banyak perang saudara. Mungkin mereka di adu domba, atau ada sesuatu yang membuat mereka marah dan akhirnya timbulah dendam yang mendalam. Intinya, berkelahi itu memang tidak enak, walaupun saya tidak bisa bilang kalau saya tidak pernah berkelahi. Tapi ketika saya dalam keadaan damai, saya merasakan itulah kehidupan, hidup damai, tanpa perang, saling mengerti satu sama lain, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Cita-cita saya sendiri ingin hidup damai, tapi sepertinya masih belum bisa tergapai untuk sekarang, semoga kedepannya saya dapat menemukan kehidupan yang damai. Amin

No comments:

Post a Comment