Setelah sempat menjadi anak bandung selama 3 tahun, sekarang saya harus pergi ke kota Malang untuk kuliah di salah satu PTN disini. Bicara tentang Jawa Timur, Malang khususnya, pasti sudah tidak asing lagi dengan rasa khas makanan" yang ada di kota tersebut. Selain tergolong murah murah dibandingankan dengan di Jawa Barat, rasanya pun tidak kalah menarik. Kali ini saya akan mengutip dari malang-online.com yang membahas tentang 7 Tempat Kuliner Legendaris di Kota Malang.
1. Bakso dan Soto Geprak Mbah Djo
Bakso geprak dan soto geprak Mbah Djo adalah salah satu kuliner tempo
dulu yang dimiliki oleh kota Malang. Rasa serta kualitas masakan
benar-benar lain dibandingkan dengan bakso atau soto pada umumnya karena
menggunakan cara pengolahan serta resep rahasia sejak tahun 1935. Bakso
dan Soto Geprak Mbah Djo merupakan suatu produk olahan daging yang
diperkenalkan pertama kali di kota Malang oleh seorang mbah Djo muda
pada tahun 1935. Dan rahasia itu baru terungkap oleh anak cucu cicit
beliau lewat tulisan tangan resep rahasia beliau.
Proses pengolahan dilakukan dengan cara menumbuk/menggeprak daging
hingga halus sehingga serat daging terpisah dengan sendirinya tanpa
harus ada proses pemotongan serat seperti yang terjadi pada produk bakso
pada umumnya. Untuk menjamin dari segi kebersihan, kesehatan, dan
efektifitasnya, maka untuk saat ini sudah menggunakan mesin modern
penumbuk daging dengan prinsip kerja yang sama dengan proses tradisional
guna untuk mempertahankan cita rasa yang ada.
Bakso geprak dan soto geprak Mbah Djo juga melayani berbagai event,
pesta, ulang tahun, dll. Gerai Bakso geprak dan soto geprak Mbah Djo
berada di jalan Letjend S. Parman 77-79 kota Malang. Jika penasaran,
Anda bisa langsung menghubungi gerai-nya di nomor telepon 0341-409600 /
0341-9624345.
2. Sate Gule H. Paino
Warung Sate dan Gule Kambing Haji Paino Bunul ini
sudah ada sejak tahun 1973. Kehadirannya yang cukup lama di Kota Kuliner
ini menjadikan Sate dan Gule Kambing Haji Paino Bunul sebagai salah
satu kuliner Malang yang cukup legenda dan banyak diburu pembeli.
Berbeda dengan kebanyakan jenis sate dan gule kambing pada umumnya,
citarasa kelezatan aneka menu kambing di rumah makan ini sungguh juara.
Pasalnya, selain daging kambingnya sangat empuk, ‘bau kambing’nya pun
tidak tercium sama sekali.
Rasa khas yang diciptakan mebuat warung ini tidak pernah sepi
pengunjung. Kualitas rasa juara, harga sangat bersahabat. Itulah yang
membuat sate dan gule H. Paino ini disukai banyak kalangan.
3. Bakso President
Bakso President berawal dari kegigihan dan keuletan Bapak H. Abd.
Ghoni Sugito. Beliau berjualan bakso sejak tahun1977, waktu itu masih
menjadi penjual bakso pikul keliling yang bahannya diambil dari orang
lain. Rekan-rekannya sesama penjual bakso keliling biasanya paling laris
bisa mendapatkan Rp 3.500 dalam seharinya, tetapi Pak Sugito ini dapat
menghasilkan sampai Rp 10.000. Itu karena bahan yang diambil dari
juragannya dimodifikasi terlebih dahulu sehingga mendapatkan cita rasa
yang istimewa. Akhirnya terkumpullah modal untuk mandiri.
Pada tahun 1980, beliau sudah memiliki 15 gerobak keliling. Usahanya
semakin maju dan akhirnya dimulailah untuk berjualan menetap. Awalnya
dengan warung tenda di Pasar Senggol (Pasar Burung sekarang) pada tahun
1983. Kemudian karena lokasi itu terkena proyek bangunan, lokasi
berjualan diputuskan pindah ke tempat lain. Dengan pertimbangan mencari
lokasi yang ramai pengunjungnya maka dipilihlah berjualan di belakang
Bioskop President (Mitra 2 Departement Store sekarang). Itulah makanya
usaha Beliau dinamakan Bakso President.
Di pinggir rel kereta api, itulah yang disuguhkan oleh Bakso
president yang membuat banyak pengunjung datang ke sana. Banyak artis
ibu kota yang sudah menjadi langganan tetap karena bakso ini hanya ada
di Kota Malang saja.
Saat ini ada 4 cabang Bakso President di Malang yaitu di Pulosari,
Pandean, Sulfat, dan Pujasera Toko Buku Siswa. Selain di Malang juga ada
cabangnya di Palembang, agar keaslian rasa Bakso President tetap
terjaga, maka bumbu dasar bakso yang dikirim ke sana, sedangkan baksonya
dibuat di sana.
Pak Sugito sendiri terus berinovasi menciptakan jenis-jenis bakso
namun tetap menjaga cita rasa baksonya. Bahan dagingnya pun selalu
pilihan, khusus dipesan sendiri. Penggilingan dan pengolahan juga
dilakukan sendiri karena itulah baksonya dibuat tanpa bahan pengawet.
Hal ini dibuktikan dengan adanya surat yang dikeluarkan oleh Lembaga
Perlindungan Konsumen Jawa timur. Dalam surat itu dinyatakan bahwa Bakso
President bersih dan bebas dari bahan kimia berbahaya termasuk
formalin, serta halal.
4. Toko Oen
Toko Oen yang terletak di dekat Alun-Alun Kota Malang ini sudah ada
sejak jaman Penjajahan Belanda pada tahun 1930. Cerminan tuanya usia
Toko Oen ini nampak sekali pada desain arsitektur bangunannya yang khas
Belanda serta pajangan foto hitam putih suasana Kota Malang di masa
lampau. Furnitur seperti kursi rotan rendah yang ditata mengelilingi
meja bundar juga nampak sangat khas tempoe doeloe.
Sejak dulu, Toko Oen ini sudah dikenal dengan ice creamnya. Varian
rasa es krim seperti Tutti Fruity Cassata yang terbuat dari buah-buahan,
kemudian Sparkling Delight yakni es krim buah cocktail yang disajikan
dengan kembang api menyala, lalu Morkus yakni es krim dengan cita rasa
kopi, dan masih banyak lagi lainnya. Para pemburu kuliner legendaris,
perlulah singgah sejenak ke tempat makan legendaris ini.
5. Depot Soto Ayam Lombok
Sejak didirikan pada 1955, Depot Soto Ayam Lombok sudah banyak
dikenal masyarakat dengan cita rasanya yang khas. Soto Lombok nampak
berwarna keruh kecoklatan, agak kental. Penyajiannya sendiri terdiri
atas nasi dengan potongan kentang rebus, telur bebek rebus, mie su’un,
irisan kubis segar, taoge, potongan daging ayam kemudian ditaburi koyah.
Sajian soto lombok ini akan terasa lebih nikmat jika dinikmati bersama
kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi dan dicampur sedikit kecap
manis.
Kuliner legendaris yang satu ini telah melekat pada penanda kekhasan
Kota Malang tersendiri. Sebab tak hanya bakso dan cwi mie, Kota Kuliner
ini juga punya ‘Soto Lombok’ yang legenda citarasanya telah diakui
Nusantara.
6. Warung Lama H. Ridwan
Warung Lama H. Ridwan ini sangat dikenal masyarakat Malang akan
citarasanya yang legendaris. Seperti namanya, Warung Lama H. Ridwan ini
memang sudah ada sejak lama, yakni sejak jaman sebelum kemerdekaan
Indonesia dari tahun 1925. Sejak saat itulah, warung ini sudah berhasil
memenuhi selera kuliner masyarakat Jawa Timur, khususnya di Malang.
Di rumah makan ini, aneka menu yang dihadirkan sejak dahulu masih
memiliki citarasa yang sama dan sangat khas. Resep masakan Jawa Kuno
yang dihadirkan pun sungguh sangat menggoda dan nikmat untuk dicicipi.
Anda akan dapat menikmati aneka menu andalan Kota Malang juga di tempat
ini.
7. Pecel Kawi
Berdiri sejak tahun 1975, Pecel Kawi ini bisa dibilang merupakan
salah satu ikon Kuliner Legendaris yang ada di kota Malang. Pecel Kawi,
dinamakan demikian karena rumah makan yang menjual menu utama nasi pecel
ini terletak di Jalan Kawi.
Tepatnya yakni di Jalan Kawi Atas nomor 43B/46, Kota Malang. Apalagi,
kualitas citarasa khas pecel yang sudah diwariskan secara turun
temurun, telah banyak dikenal di saentaro Negeri ini. Bumbu khas pecel
yang sangat gurih dan lezat menjadikan citarasa yang menarik.
Wah, sungguh kaya kota kita ini ya, Sobat MO. Kota Malang yang
terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Kota Bunga ini juga sangat terkenal
akan kulinernya yang beraneka ragam dan menimbulkan citarasa yang khas.
Gimana Sobat ? Sudahkah Anda mencoba kuliner-kuliner legendaris
di atas ? Jika belum, kuliner-kuliner di atas wajib Anda coba. Selamat
mencoba, Sobat MO. |ica
Itulah 7 Kuliner Legendaris menurut malang-online.com, kalo menurut saya sendiri, nasi goreng khas malang yang biasa berjualan di pinggir jalan saat malam hari pun sudah sangat enak sekali, dan tergolong murah 1 porsi = RP 6000, + telur = 8000. Sangat cocok bagi yang ingin menghemat tetapi bisa makan dengan porsi banyak dan murah.